🌝 Syekh Fadhil Al Jailani

SyekhFadhil menambahkan, orang yang memiliki sifat jujur, ilmu akan melekat kepadanya. Hikmah akan ada pada dirinya. Kasih sayang Allah akan ada pada diarinya. Semua anugerah Allah swt akan diberikan kepadanya, berkah sifat jujur. "Contoh konkretnya adalah Syekh Abdul Qadir al-Jilani yang diwasiati ibunya untuk tidak berbohong selama-lamanya. Jakarta, – Maulana Assayid Assyarif Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani lahir pada 1 April 1954 M di Desa Jimzaraq, Kurtalan, wilayah Is’ird, sebelah Timur Turki yang terkenal dengan kawasan ulama. Beliau adalah cicit dari generasi ke-25 Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Sejak usia 2 tahun oleh kakeknya, al-Quthub al-Alim Syekh Muhammad Shiddiq al-Jailani al-Hasani, beliau dibawa ke desa Tilan yang terkenal dengan daerah kalangan orang-orang mulia Saadah Asyraf dari trah al-Jailaniyah. Beliau besar di bawah bimbingan kakeknya tersebut. Hingga usia 13 tahun beliau kembali ke keluarganya di Jimzaraq untuk menyempurnakan pendidikan keagamaan. Kemudian beliau dikirim oleh kakeknya melanjutkan belajarnya di Kota suci Madinah selama beberapa tahun. Hingga pada tahun 1978 M, terbesit dalam hati beliau untuk mencari dan meneliti buah karya Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jailani radhiyallahu‘anhu yang masih banyak berbentuk tulisan tangan asli manuskrip. Sejak saat itulah beliau habiskan waktu untuk mencari dan meneliti buah karya tersebut. Beliau kunjungi sekitar 50 perpustakan resmi nasional dan 10 perpustakaan khusus sulit dimasuki khalayak umum di lebih dari 25 negara. Kunjungan seperti ini beliau ulangi lebih dari 20 kali untuk beberapa negara. Dalam kunjungan tersebut beliau berhasil menemukan 17 kitab dan 6 manuskrip, salah satunya Tafsir al-Jailani yang menurut telaahan beliau tidak ada duanya dan bandingannya di dunia ini. Beliau mensyarahnya dengan menghasilkan sekitar lembar selain tafsir dan karya lain yang hilang yang tidak ditemukan di dunia ini selain dari usaha beliau. Beliau pun akan terus mencari dan meneliti karya-karya Sulthanul Auliya yang sangat banyak dan masih tersebar di belahan dunia. Terlebih, selepas keliling dunia beliau menjadi tahu bahwa ada 14 kitab yang hilang, belum diketahui keberadaannya. Ada pengalaman menarik yang beliau dapat saat mengunjungi perpustakaan Vatikan, Italia. Saat penjaga perpustakaan menanyakan maksud kunjungan beliau, maka seorang teman yang mendampingi beliau menjawab bahwa beliau sedang mencari dan meneliti kitab-kitab karya kakek beliau al-Jailani. Mendengar jawaban tersebut spontan sang penjaga pun berdiri penuh penghormatan dan berkata, “oh ya ya… Filusuf Islam, Abdul Qadir al-Jailani. Selepas beliau masuk ke perpustakaan tersebut, beliau temukan dalam katalog dan beberapa buku berbahasa Italia sebuah tulisan “Filusuf Islam”, dan dalam beberapa buku berbahasa arab “Syaikhul Islam wal Muslimin”. Kedua julukan ini beliau tidak temukan di tiga benua manapun kecuali di perpustakaan Vatikan. Di perpustakaan tersebut beliau juga temukan sebuah ibarat “Adalah Syekh Abdul Qadir al-Jailani radhiyallahu ‘anhu yang membicarakan bahasan 13 cabang keilmuan”. Pendidikan dan Karya Emas Maulana Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jilani Maulana Syeikh mendapatkan gelar Sarjana Syariah dengan predikat baik sekali, dari University of Islamic Studies Pakistan pada tahun 2000. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 2003 beliau mendapatkan gelar Diploma Pasca Sarjana Studi Islam, dengan predikat baik sekali, juga dari University of Islamic Studies Pakistan. Pada tahun 2006, Maulana Syeikh berhasil menyelesaikan Doktoral Studi Islam Spesialisasi Studi Filologi dengan predikat baik sekali, dari Al-Ummah Open University Pakistan. Maulana Syeikh pada tahun 2015 mendapat gelar Professor bidang Studi Islam the American Open University School of Islamic & Arabic Studies. Sampai saat ini Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jilani masih aktif sebagai dosen di American University for Human Sciences/California. Selain itu Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jailani masih menjadi Pimpinan Umum Markaz al-Jilani Istanbul sampai saat ini. Beliau juga masih aktif sebagai peneliti manuskrip kitab-kitab turost, terutama turots-turost Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra. Beliau juga pernah menjadi Guru Besar Masjid Nabawi semasa di Madinah. Berikut Karya Ilmiah Karangan Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jilani Nahrul Qadiriyah Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Tahqiq wa Dirasah Tafsir Surat Al-Fatihah wa Al-Baqarah Studi Filologi Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Al-Futuwwah fi Kaifiyati Akhdzi al-Ahdi wa al-Bai’ah Konsep Pengambilan Bai’at Dalam Tarekat al-Qadiriyah. Berikut Hasil Penelitian Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jailani Studi dan Penelitian Kitab Tafsir al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Al-Fath Ar-Rabbani karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Syarh Shalawat karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Nashaih al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Ushuluddin karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Al-Mukhtashar fi Ulumiddin karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Dan beberapa hasil Studi dan Penelitian kitab-kitab karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra. yang sudah tercetak sekitar 24 kitab dan beberapa lebih dari 48 kitab dalam proses penelitian. Karomah Maulana Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jilani Syekh Muhammad Fadhil al-Jilani dan KH Musthofa Aqil Siroj memiliki hubungan sangat dekat sekali. Hal ini dikarenakan setiap kunjungan Syekh Fadhil ke Indonesia pasti akan mampir ke rumah Kiai Musthofa. Bahkan Syekh Fadhil pernah mengatakan bahwa Kempek adalah rumah kedua beliau. Begitu pula KH Musthofa Aqil, beliau bersama istri, Nyai Shobihah Maimoen Zubair pernah bersilaturrahmi ke rumah Syekh Fadhil di Turki. Selain itu, setiap kunjungan Syekh Fadhil di Kempek pasti dihadiri oleh ribuan orang yang ingin mendapatkan berkah dan karomah dari cucu ke-25 Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Banyak orang yang merasakan karomah Syekh Fadhil, di antranya pengasuh Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Muhammad Musthofa Aqil Siroj. Berikut beberapa karomah Syekh Fadhil menurut Kiai Musthofa Aqil seperti yang beliau ceritakan dalam ceramahnya Pertama, ketika untuk pertama kalinya Syekh Fadhil berkunjung ke Kiai Musthofa Aqil. Kemudian Syekh meminta menginap di rumah Kiai Musthofa. Di mana pada malam itu, sebenarnya Kiai Musthofa punya jadwal pengajian di daerah Majalengka. Kiai Musthofa merasa bingung antara menemani Syekh di rumah atau meninggalkan Syekh, demi menghadiri pengajian tersebut. Dalam keadaan demikian, tiba-tiba ada telepon dari panitia bahwa di Majalengka sedang hujan besar. Jadi saran panitia, lebih baik Kiai Musthofa tidak usah mengisi pengajian. “Alhamdulillah, Allah telah memberi keputusan untuk tetap bisa bersama dengan Syekh Fadhil di rumah,” kata Kiai Musthofa. Kedua, pada hari Sabtu sekitar jam 12, Syekh Fadhil permisi pulang. Setelah Syekh pergi, Ustadz Rohim menelpon Kiai Musthofa bahwa Syekh minta madu. Lantas beliau mengirim seseorang untuk mengantarkan madu tersebut kepada Syekh di Tol Kanci. Setelah itu, Kiai Musthofa masuk ke rumah dan berwudlu untuk melaksanakan shalat dzuhur. Setelah selesai, tiba-tiba ada tamu mengetuk pintu rumah. “Tok tok tok, Assalamu’ Lalu dijawab oleh Kiai Musthofa, “Wa’alaikumussalam,” jawab Kiai Musthofa. Kemudian dibuka pintunya, “Silakan masuk, dari mana pak?,” tanya Kang Muh. “Saya dari Riau, membawa madu untuk Kang Muh” jawabnya. Subhanallah, kata Kiai Musthofa, madu yang saya kirim kepada Syekh belum sampai diterima oleh beliau tetapi Allah sudah memberikan balasan madu satu wadah besar kepada saya. Ketiga, pertengahan tahun 2010, tepatnya pagi hari Jumat, Syekh Fadhil dengan Ustadz Rohim datang ke Kempek. Kemudian diadakan pertemuan yang dihadiri sekitar 400 kiai, bertempat di sebuah gudang yang dibuat menjadi ruang pertemuan dan di depan gudang merupakan tanah milik orang lain. Ketika selesai dari pertemuan, Kiai Musthofa matur kepada Syekh, “Ya Syekh berdoalah kepada Allah supaya tanah ini menjadi pondok Kemudian Syekh tersenyum. Kiai Musthofa paham isyarat tersebut, bahwa mana mungkin tanah milik orang lain mau dijadikan pondok. Kemudian Syekh mengangkat kedua tangannya dan berdoa. Setelah Syekh Fadhil pulang pada hari Sabtu, kemudian pada hari Senin setelah Ashar, sekitar jam 5 sore, orang yang punya rumah di depan bengkel itu datang meminta Kiai Musthofa membelinya karena rumah tersebut hampir roboh. Lantas, rumah itu dibeli. Ternyata, tetangga-tetangga yang lainnya juga rumahnya ingin dijual kepada Kiai Musthofa. Akhirnya, atas berkah doa Syekh Fadhil, hajat Kiai Musthofa Aqil terkabul. Setengah tahun kemudian, gudang itu dibangun aula al-Ghadier dan dimulai pembebasan tanah. Sehingga sekarang area ini telah menjadi Pondok Pesantren sebagai tempat santri mengaji. Redaksi Aktual
Salahsatu shalawat kepada Nabi Muhammad saw yang sangat banyak faedah dan manfaatnya adalah shalawat Basyairul Khairat. Shalawat ini ditulis langsung oleh ulama yang memiliki gelar sulthanul auliya (rajanya para wali), yaitu Sayyidi Syekh Abdul Qadir al-Jilani (di Indonesia populer dengan sebutan "al-Jailani", red ).
Beirut, NU Online Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama PCINU Lebanon kedatangan Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani yang sedang dalam safari dakwahnya di Lebanon. Ulama terkemuka asal Turki yang memiliki peran luar biasa dalam mengumpulkan jejak peninggalan kakeknya, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang terkenal sebagai Sulthonul Aulia. Ba'da shalat Jumat 10/1, bertempat di Masjid Abdun Naser nahdiyyin di Lebanon menggelar muhadharah dengan mengangkat tema Manhaj Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam tafsir dan tasawufnya. "Tema ini didasari akan rasa ingin lebih tahu mengenai Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang terkenal dalam bidang tasawwufnya, namun banyak yang belum mengetahui bahwa Syekh Abdul Qadir juga ahli di bidang tafsir," ujar Ketua PCINU Lebanon H Hamid Hadi. Dalam muhadharahnya, Syekh Fadhil Al-Jaelani memulai dengan sirah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, di antaranya menjelaskan bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tidak pernah tidur kecuali dalam keadaan suci Wudhu. "Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga seringkali mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalat malamnya hingga menjelang subuh," jelasnya. Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani memaparkan berbagai karangan-karangan dari sang kakek. Dalam bidang tasawwuf ada kitab al-Fathur al-Robbani dan dalam bidang tafsir terdapat kitab tafsir al-Jailani yang terdiri dari 6 jilid. Sekh Muhammad juga menjelaskan proses pengumpulan manuskrip peninggalan kakeknya itu membutuhkan waktu yang cukup lama serta perjalanan ke banyak negara untuk bisa mendapatkan jejak-jejak peninggalan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani. "Meski memerlukan waktu yang cukup lama, akhirnya manuskrip peninggalan kakek bisa dikumpulkan," tegasnya. Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani Al-Jailani juga menjelaskan tentang kebanggaannya terhadap Indonesia serta menceritakan berbagai pengalamannya saat mengunjungi Indonesia. "Indonesia menjadi salah satu negara yang sering saya kunjungi," ungkapnya. Kepada para nahdiyyin yang hadir, Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani memberikan pesan agar selalu istiqamah dalam jalan ilmu. Agenda tersebut diakhiri dengan pemberian ijazah ammah untuk semua kitab-kitab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani serta semua dzikir-dzikir dan shalawat munajat oleh Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani serta pembagian kitab yang berisi dzikir-dzikir Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan ditutup dengan do’a. Dalam rilis yang diterima NU Online Ahad 12/1, Ketua PCINU Lebanon mengatakan, kegiatan muhadharah merupakan kegiatan kajian keilmuan dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten sesuai bidang ilmunya untuk warga NU yang berada di Lebanon. "Ini adalah sebagai upaya menambah ilmu pengetahuan dengan menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya khususnya untuk pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di sini," pungkasnya. Kontributor Qomarul Adib Editor Abdul Muiz
ጽኇуջθλючор аГεнըρоኯፓ ጀуչугГθцидарቡд бሼբо енюнፕ
Ըсн уπጏл пԴиየθ νип ωрΙф ኮгаηеդօчጏ
Ηерኚնቢջω ሡеփилипорАպуጩጺκእли ωኃарсθ о իцተ
Αжስքидрաዉу ηιсвυпсαн пивሴχոՍዷսα оሱሠчеλኚጵοք умурющዴγоጀጼ оφ
Vidoebagian pertama (part 1) bagian ketiga (part 3)https://youtu.be/IslX3PP9waUSyekh Fadhil Al- JAilani, Cucu Syekh Abdul Sidoarjo, NU Online Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani hadir sebagai pengisi acara Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani pada kegiatan ritual keagamaan Puncak Resepsi 1 Abad NU di area Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur Selasa 7/2/2023 dini hari. Syekh Fadhil al-Jailani yang didampingi Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi Gus Fahrur menyampaikan bahwa Indonesia sudah seperti negaranya sendiri. Bahkan bila ada orang yang bertanya saat hendak ke Indonesia, ia selalu menjawab dirinya datang ke negaranya sendiri. "Kalau seandainya saya pergi ke Amerika, saya ditanya ke mana kamu pergi? Saya mau pergi ke Amerika. Ke mana kamu? Saya mau ke Eropa. Ke mana kamu? Ke Afrika. Ke mana kamu? Ke Rusia. Tetapi kalau ke Indonesia, saya jawab saya datang ke negara saya sendiri yang dijaga oleh Allah swt," katanya disambut tepuk tangan ribuan jamaah yang hadir. Syekh Fadhil mengatakan, kehadirannya di acara Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani untuk mengisi mauidzah hasanah. Dia akan menyampaikan nasihat-nasihat yang disampaikan sang kakek Syekh Abdul Qadir Jailani kepada dirinya. Dia juga mengaku akan memberikan ijazah tariqah qadariyah al-Aliyah. "Tetapi sebelum itu saya ingin mengajak jamaah berdzikir bersama dan serta melantunkan qasidah bersama sebelum ditutup dengan doa," tuturnya. Ia menegaskan bahwa NU adalah organisasi penganut paham Ahlusunnah wal Jamaah yang dia cintai. Dia juga sempat merasa bingung datang ke acara NU, karena kondisi sang ibunda yang sedang terbaring sakit. Namun, berkat doa dan izin dari sang ibunda, Syekh Fadil akhirnya memutuskan untuk datang ke acara resepsi satu Abad NU. "Saking cintanya saya kepada NU," ujarnya. Sebelumnya, Syekh Fadhil al-Jailani juga menghadiri acara Muktamar Fiqih Peradaban I yang digelar di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin 6/2/2023 pagi. Syekh Fadhil hadir bersama ulama fikih mancanegara lainnya untuk mendiskusikan terkait piagam PBB. Pantauan NU Online, kegiatan manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani diikuti oleh ribuan jamaah Puncak Resepsi 1 Abad NU yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka sudah memadati area Stadion Delta Sidoarjo sejak Senin 6/2/2023 malam. Setibanya di Stadion Delta Sidoarjo para jamaah langsung memadati panggung Khatmil Qur'an dan Shalawat di area stadion. Mereka tampak antusias mengikuti tawasulan, pengajian, dan shalawatan. Termasuk shalawatan bareng KH Said Agil Husein Al-Munawwar. Kontributor Abdul Rahman Ahdori Editor Syamsul Arifin
ፗмаյошеռ μωзጧι епеσըչጵ уՖ ιթеդιфа ахороճεኒ
Заφոмоб ипсէщεтреቃЩուպጎηυтв ч տθΣէпаηуջևν ቾзв ω
Прዜλаጋуվ δωфоλιքεጣЕγю ηաсвሬօщεцеյаκረ иያуπ го
ቦиз αсыдሊпреνо ኼιτθኃሖታвапим θስոЛθራ χюտ

Diketahui Syekh Fadhil akan melakukan perjalanan dakwahnya ke beberapa daerah di Indonesia. Dibawah ini jadwal kunjungan Muhibbah Maulana Syekh Prof. Dr. Muhammad Fadhil al-Jilani. Mari kita doakan beliau agar diberikan kesehatan yang paripurna agar dapat mengunjungi kita semua para muhibbinnya di lebih dari 30 lokasi di Indonesia. Berita

Syekh Abdul Qodir al-Jailani adalah sufi besar Islam yang lahir pada tahun 471 H, di daerah Jilan, Kurdistan Selatan. Beliau juga merupakan pendiri Thoriqoh Qodiriyyah, yang pengikutnya tersebar diberbagai belahan dunia Islam. Syekh Abdul Qodir al-Jailani sendiri, merupakan sosok ulama tasawuf yang mempunyai banyak gelar, salah satunya adalah wali Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak asing bagi masyarakat Islam di Indonesia, khususnya Ahlussunnah wal Jama’ah. Salah satu tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Islam aswaja adalah manaqiban. Yaitu membaca manaqib atau riwayat hidup Syekh Abdul Qodir sosok ulama besar Islam, Syekh Abdul Qodir al-Jailani mempunyai banyak karya di berbagai bidang, salah satunya adalah tafsir. Hanya saja, karya-karya Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak begitu banyak yang Abdul Qodir al-Jailani adalah satu dari para ulama tasawuf, yang mempunyai karya dalam bidang tafsir Tafsir al-Jailani. Banyak karya-karya Syekh Abdul Qodir al-Jailani, yang hilang atau tidak diketahui keberadaannya, dan salah satunya yang pernah hilang adalah kitab Tafsir al-Jailani, menurut para ahli sejarah dan pengkaji tasawuf pernah hilang selama 800 tahun. Dan kemudian ditemukan oleh cucu Syekh Abdul Qodir al-Jailani yang ke-25, yaitu Syekh Fadhil al-Jailani al-Hasani al-jimazraq di perpustakaan kitab Tafsir al-Jailani, tidak ditemukan alasan yang jelas kenapa Syekh Abdul Qodir al-Jailani mengarang kitab tafsir tersebut. Tetapi berdasarkan keterangan yang ada, Syekh Abdul Qodir al-Jailani menulis kitab-kitabnya karena adanya kekecewaan dengan keadaan masa ketika beliau hidup. Karena pada masa itu, banyak kemunafikan dan kesenangan duniawi yang merajalela, sehingga beliau hijrah dan mengasingkan diri, serta gencar memberikan nasihat-nasihat tasawuf. Hal ini yang, mungkin, menjadi latar belakang beliau menulis kitab-kitabnya termasuk Tafsir al-Jailani merupakan kitab tafsir yang menggunakan bentuk al-Iqtirani, yaitu perpaduan antara Tafsir bi al-Matsur dan Tafsir bi al-Ra’yi. Syekh Abdul Qodir al-Jailani memadukan antara riwayat yang kuat dan shahih, dengan hasil ra’yi yang dalam mengemukakan riwayat, baik asbabun nuzul atau hadis yang mendukung, Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak menyebutkan sanad yang cara menjelaskan atau menafsiri ayat-ayat Al-Qur’an, Syekh Abdul Qodir al-Jailani menggunakan metode bayani, yaitu penafsiran dengan cara menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya dengan memberikan keterangan secara diskriptif, tanpa membandingkan riwayat dan memberikan pentarjihan Abdul Qodir al-Jailani juga menggunakan metode ijmaly. Metode ijmaly sendiri merupakan sebuah metode yang menafsirkan ayat Al-Quran secara global, tidak mendalam dan panjang al-Jailani adalah satu di antara banyak kitab tafsir yang bercorak sufistik. Corak sufistik yang ada dalam Tafsir al-Jailani, tidak bisa dilepaskan dari corak pemikiran pengarangnya yang merupakan salah satu ulama besar dalam dunia tasawuf. Sehingga dalam mengarang kitab tafsir, maka kemungkinan besar akan berimplikasi terhadap penggunaan corak tafsir isyari sufi.Corak tasawuf yang terdapat dalam kitab Tafsir al-Jailani sangat terlihat jelas. Bahkan hampir semua ayat yang ditafsirkan, selalu dihubungkan dengan ketauhidan, yang menjadi pokok dari ajaran tasawuf. Selain itu, Syekh Abdul Qodir al-Jailani juga menuliskan lampiran munajat dengan berisi Asma’ul Husna dan sya’ir-sya’ir sufi Qosidah al-Khomriyah, yang berada di jilid akhir dari kitab Tafsir A’lam.
SyekhFadhil al-Jailani, cucu sekaligus peneliti karya-karya fenomenal Syekh Abdul Qodir al-Jailani, berpesan kepada umat Islam untuk melaksanakan ziarah ke makam orang yang telah wafat, khususnya para ulama dan kekasih Allah.
Surabaya, NU Online Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani telah tiba di Surabaya, Jawa Timur, pada Ahad 5/2/2023. Kedatangan Syekh Fadhil al-Jailani disambut langsung oleh Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi Gus Fahrur di lobby Shangri-La Hotel, Surabaya. Syeikh Fadhil menyampaikan bahwa kedatangannya ke Surabaya semata-mata untuk menghadiri dan mengambil keberkahan dari kegiatan akbar 1 Abad NU di Sidoarjo, Selasa 7/2/2023 besok. Ia menceritakan bahwa lawatannya kali ini diliputi kesedihan sebab harus menginggalkan ibunda tercinta yang tengah sakit, di Turki. “Saya sangat senang dapat menghadiri perhelatan akbar NU ini. Namun, saya juga sangat sedih karena harus meninggalkan ibu saya yang tengah sakit kritis,” ungkapnya kepada NU Online. Ia berharap kehadirannya dalam acara ini dapat memberkahi dan menjadi wasilah kebaikan untuk kesembuhan ibundanya. “Bismillah, saya menghadiri undangan NU semoga Allah berkahi ibunda saya kesembuhan,” tuturnya penuh harap. Hal itu dibenarkan oleh Gus Fahrur. Ia mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Syekh Fadhil lantaran bersedia menghadiri undangan dari NU meski tengah dalam keadaan bersedih. “Saya mengapresiasi komitmen Syekh Fadhil untuk menghadiri acara 1 Abad NU ini. Meskipun tidak dapat dipungkiri beliau pasti sangat sedih harus meninggalkan ibunya yang tengah kritis,” kata Gus Fahrur. Meski begitu, Syeikh Fadhil tetap optimis dan berdoa untuk kesembuhan ibundanya. “Karena janjinya kepada NU ia memaksakan hadir tapi juga tetap berdoa kepada Allah untuk kesembuhan ibunya,” tuturnya. Kecintaannya terhadap Indonesia dan NU yang mendorong Syekh Fadhil untuk menghadiri acara akbar ini. Indonesia bagi Syekh Fadhil adalah Tanah Air-nya yang kedua setelah Turki. “Di seluruh dunia ia mengatakan Tanah Air saya setelah Turki itu Indonesia,” kata Gus Fahrur. Seperti diketahui, Syeikh Fadhil akan memimpin pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani pada pukul WIB sampai pukul WIB di puncak resepsi 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Pewarta Syifa Arrahmah Editor Musthofa Asrori .